Kumpulan Peribahasa Indonesia Berawalan Huruf H
Habis minyak sepasu, ekor anjing takkan lurus : Orang yang perangainya buruk dan tidak dapat dirubah
Habis manis sepah dibuang : Di buang setelah tidak terpakai lagi
Habis kapak berganti beliung : Orang yang sangat rajin melakukan pekerjaan
Habis cupak oleh pelelehan : Adat yang dilanggar maka lama kelamaan akan hilang
Habis belalur, maka beralu-alu : Perundingan yang berakhir dengan jalan kekerasan
Habis adat dengan kerelaan, hilang adat tegal mufakat : Adat lama boleh tidak dituruti asal ada mufakat
Habis perkara, nasi sudah menjadi bubur : Tidak ada gunanya lagi dibicarakan kembali
Hafal kaji karena diulang, pasar jalan karena ditempuh : Semua pekerjaan akan lancar jika dilakukan berulang kali
Hampa beras menjadi sekam : Sifat mubadzir
Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang jua : Orang yang berbudi baik akan selalu dikenang meski telah tiada
Hangat-hangat tahi ayam : Kemauan yang tidak tetap
Hangus tiada berapi, karam tiada berair ; menderita kesusahan
Hanyut dipintasi, lulus diselami, hilang dicari : Menolong orang saat kesusahan
Harimau mati karena belangnya : Mendapat kecelakaan karena terlalu mementingkan diri
Harimau ditakuti karena giginya : Orang besar yang ditakuti karena pangkatnya
Hari guruh takan hujan : Orang yang sangat marah tak akan memukul
Harapan guntur di langit, air di tempayan di curahkan : Terlalu berharap yang belum pasti
Harapan burung terbang tinggi, punai di tangan di lepaskan ; Harapan yang di sia-siakan
Harap pada yang ada, cemas pada yang tidak ada : Orang yang tidak memiliki kesabaran
Harap akan anak buta mata sebelah, harap akan teman buta mata keduanya ; Percaya pada anak sendiri bisa jadi akan tertipu di bandingkan percaya kepada teman
Hati bagai baling-baling : Orang yang tidak teguh pendiriannya
Hasrat hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai : Ingin mencapai sesuatu sayangnya itu hanya mimpi semata
Harum seperti malaikat lalu : Sangat harum
Hari pagi dikejar-kejar, hari petang dibuang-buang : Selagi waktu masih banyak tidak dimanfaatkan, selagi waktu sedikit dimanfaatkan
Harimau mengaung takkan menangkap : Orang yang mengancam terlebih dahulu biasanya tidak berbahaya
Harimau mati meninggalkan belang : Orang yang berjasa akan selalu dikenang
Hempas tulang tak terbalas jasa : Bekerja keras tapi tidak menghasilkan apa-apa
Hempas tulang berisi perut : Rajin bekerja akan mendapatkan rizki
Hemat pangkal Kaya : Orang yang hemat cenderung akan kaya
Hawa pantang kerendahan, nafsu pantang kekurangan : Tidak mau kalah dengan orang lain
Hati kubang beringin gantinya : Anak yang sudah dewasa mengganti kedudukan orang tuanya
Hati gatal, mata digaruk : Sangat ingin tetapi tidak berusaha
Hati gajah sama dilapah, hati tungau sama dicacah : Hasil yang diperoleh dibagi rata
Hendak ulam, pucuk menjulai sangat beruntung : Mendapatkan sesuatu yang lebih dari yang diharapkan
Hendak seribu daya tak hendak seribu dalih : Dimana ada kemauan disitu ada jalan
Hendak menangguk ikan, tertangguk pada batang : Berharap untung malah rugi
Hendak meluruskan ekor anjing : Orang yang berperangai jahat akan sulit mengubahnya
Hendak kaya berdikit-dikit, hendak tuah bertabur urai, hendak berani berlawan ramai : Menyelesaikan perkara dengan adil
Hendak hinggap tiada berkaki : Ingin berbuat sesuatu tetapi tidak mempunyai alat
Hendak damai dilawan damai, hendak perang giling peluru : Berdamai atau Berkelahi
Hendak air pancuran terbit : Sesuatu diperoleh lebih dari yang diharapkan
Hidup di ujung gurung orang : Orang melarat
Hidup di kandung adat, mati dikandung tanah : Orang yang harus mentaati adat istiadat daerahnya
Hidung tak mancung, pipi tersorong-sorong : Orang yang tidak ikut andil dalam suatu pekerjaan akan susah
Hidung seperti dasun tunggal : Bentuk hidung yang bagus
Hidung laksana kuntum seroja, dada seperti mawar merekah : Orang yang memuji keelokan hidung dan dada perempuan
Hidung dicium, pipi digigit : Kasih sayang semu
Hidup tidak karena do’a, mati tidak karena sumpah : Orang harus berusaha dengan sendirinya tidak bergantung pada orang lain
Hidup seperti umang-umang : Kehidupan yang sangat miskin
Hidup seperti anjing dan kucing : Tidak akur
Hidup sandar menyandar umpama aur dengan tebing : Perihal orang yang mencintai dengan tulus
Hidup kayu berbuah, hidup manusia biar berjasa : Selagi hidup berbuat baiklah untuk diri sendiri dan masyarakat
Hidup enggan mati tak mau : Sangat menderita
Hidup dua muara : Dua mata penceharian
Hilang tak tentu rimbanya, mati tak tentu kuburnya : Hilang, lenyap tak berbekas
Hilang tak bercari, lulus tak terselami : Tidak dipedulikan lagi
Hilang satu sepuluh gantinya : Jangan mudah putus asa
Hilang geli oleh gelitik, hilang bisa oleh biasa : Awal yang tidak biasa tetapi lama kelamaan terbiasa
Hilang di mata di hati jangan : Jangan saling melupakan
Hilang dicari, terapung direnangi, terbenam diselami : Perkara yang tersembunyi
Hidup tolong menolong, sandar menyandar : Orang hidup harus saling membantu
Hitam-hitam kereta api, putih-putih kapur sirih : Yang indah rupawan adakalanya tidak berharga
Hitam-hitam gula jawa : Hitam tetapi manis
Hitam dikatakan putih, putih dikatakan hitam : Tidak mengatakan kebenarannya
Hitam diatas putih : Secara tertulis
Hitam bagai pantat belanga : Sangat buruk
Hilir malam mudik tak singgah, daun nipah dikatakan daun abu : Merasa malu karena berhutang budi
Hujan berpohon, panas berasal : Segala sesuatu kejadian pasti ada sebabnya
Hujan berbalik ke langit : Orang berkuasa meminta tolong kepada orang lemah
Hitam tahan tempa, putih tahan sesah : Tetap, tidak berubah
Hitam sebagai kuali : Sangat hitam
Hitam seperti dawat : Hitam mengkilat
Hitam mata itu mana boleh bercerai dengan putihnya : Orang yang sedang bercinta tidak mudah dipisahkan
Hitam-hitam tahi minyak dimakan juga, putih-putih ampas kelapa dibuang : Barang tak terpakai masih berguna, barang berguna tapi tak terpakai
Hulu mujur pandai bertenggang hulu baik pandai memakai : Pandai bergaul
Hulu malang pangkal celaka : Asal mula kesialan
Hujan turun, kambing lari : Habis cerita, usai
Hujan tak sekali jatuh, simapi tak sekali erat : Kerja harus bertahap
Hujan menimpa bumi : Tidak dapat melepaskan diri dari perintah
Hujan jatuh ke pasir : Kebaikan yang tidak terbalas
Hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri : Sebaik-baiknya hidup di negeri orang tidak sebaik hidup di negeri sendiri
Akhirnya selesai sudah saya menuliskan kumpulan peribahasa Indonesia berawalan huruf H
Tidak ada komentar